Tawa gembira mengabarkan kemurahanmu, air mata merapati kemurkaanmu.
Kedua kabar yang saling berlawanan ini menuturkan tentang kekasih yang satu.
Bagi yang alpha, kemurahan memperdaya sedemikian rupa, sehingga ia tak takut akan kemurkaan, lalu berbuat dosa.
Bagi yang lain, kemurkaaan memberikan keputusasaan, sehingga ia akan tetap putus asa sepenuhnya.
Cinta, bagai perantara yang menaruh kasihan, datang memberi perlindungan pada kedua jiwa yang sesat ini.
Kami bersyukur atas cinta ini, ya Tuhan, cinta yang melaksanakan kemurahan tanpa batas.
Terhadap kekurangan-kekurangan apa pun dalam syukur kami yang mungkin membuat kami berdosa.
Cinta mencukupkan hingga pulih kembali.
Adakah cinta ini Al-Kautsar, atau air haya?
Ia membuat hidup tanpa batas dan syarat, antara pendosa dan Tuhan.
Bagai Rasul, cinta bergerak kian kemari dan amat sibuk sekali.
Berhentilah dengan baris demi baris sajak ini.
Jangan bacakan, Cinta itu sendiri akan menafsirkannya.